Wednesday, December 30, 2015

PERSEPEKTIF KEPERAWATAN KRITIS



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pasien kritis dengan perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit) memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi.Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien beresiko kritis atau pasien yang berada dalam keadaan kritis dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan peluang untuk sembuh (Gwinnutt, 2006 dalam Jevon dan Ewens, 2009).Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris merekomendasikan untuk memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009). Hal ini dipersepsikan sama oleh tim pelayanan kesehatan bahwa pasien kritis memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap tindakan yang dilakukan.Dengan demikian pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau terjadinya penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya (Rab, 2007).
B.    Rumusan masalah
1.    Pengertian keperawatan kritis?
2.    Ruang lingkup keperawatan kritis?
3.    Konsep keperawatan kritis?
4.    Prinsip keperawatan kritis?
C.   Tujuan Penulisan
1.       Tujuan Umum
Untuk memahamidan mendalami persprektif keperawatan kritis.
2.       Tujuan Khusus
Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan kritis.

D.   Metode penulisan
1.    Mengumpulkan data dari perpustakaan
2.    Mencari referensi di internet
3.    Diskusi kelompok
E.    Sistematika penulisan
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.    Rumusan masalah
C.   Tujuan penulisan
D.   Metode penulisan
E.    Sistematika penulisan
BAB II Pembahasan
A.    Pengertian keperawatan kritis
B.    Konsep keperawatan kritis
C.   Prinsip keperawatan kritis
D.   Ruang lingkup keperawatan kritis

BAB III Penutup
A.    Kesimpulan
B.    Saran


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian keperawatan kritis
1.    Ilmu perawatan kritis adalah bidang keperawatan dengan suatu fokus pada penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Perawat kritis dapat ditemukan bekerja pada lingkungan yang luas dan khusus, seperti departemen keadaan darurat dan unit gawat darurat (Wikipedia, 2013)
2.    Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa. Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association of Critical-Care Nurses).
4.    Keperawatan kritis adalah suatu bidang yang memerlukan perawatan pasien yang berkualitas tinggi dan konperhensif. Untuk pasien yang kritis, waktu adalah vital. Proses keperawatan memberikan suatu pendekatan yang sistematis, dimana perawat keperawatan kritis dapat mengevaluasi masalah pasien dengan cepat.
5.    Proses keperawatan adalah susunan metode pemecahan masalah yang meliputi pengkajian, analisa, perencanaan ,implementasi, dan evaluasi. The American Asosiation of Critical care Nurses (AACN) menyusun standar proses keperawatan sebagai asuhan keperawatan kritikal.

B.   Konsep Dasar Keperawatan Kritis menurut AACN
Scope critical care nursing menurut AACN (American Association of Critical Care Nurse) dibagi 3 :
a.    The critically ill patient
Masalah yang aktual dan potensial mengancam kehidupan pasien dan membutuhkan observasi dan intervensi mencegahterjadinyakomplikasi.
Pasien sakit kritisdidefinisikan sebagaipasien yangberesikotinggi untukmasalah kesehatanaktual atau potensialmengancam jiwa. Semakinsakit kritispasien, semakin besar kemungkinandiaadalah untuk menjadisangat rentan, tidak stabildan kompleks, sehingga membutuhkanintens danwaspadaasuhan keperawatan.
Mengidentifikasi pasienyang berisikoefek sampingkarena statusgizimerekaadalahkompetensi intidaripraktisigizi, direkomendasikan oleh pedomanpraktek klinis, dandiamanatkanoleh lembagaakreditasi. Melekatdalam diskusi inirisikogiziadalah bahwapasien dengan risiko tinggilebih mungkin untukmendapatkan keuntungan dariintervensi terapinutrisidaripadamereka yang berisikorendah, sepertibaikditunjukkan olehKondrupdan rekan. Skorataualat penilaianbanyakada untukmemungkinkankuantifikasirisikogizi. Untuk sebagian besar, alat inidikembangkandan divalidasidalam pengaturanrawat jalanataurawat inaptapitidak secara khususuntuk pengaturanICU. Padakenyataannya, sebagian besarskormenganggap bahwasemua pasiensakit kritisberada pada risikotinggi dalam halscoringataupenilaian risikomereka.
Kamimengandaikan bahwahal ini tidak terjadi, dan bahwa tidak semuapasien sakit kritisadalah samadalam halrisikogizi mereka. Bukti untuk pernyataanini berasal daristudi yangmenunjukkanefekperlakuan yang berbedadarinutrisibuatan dalamsubkelompok yang berbedadaripasienICU. Dalamanalisisterakhir,kami mengamatihubunganterbaliklinieryang signifikan antarakemungkinankematiandantotal kalori harianyang diterima. Peningkatandari1.000kaloriper haridikaitkan denganpengurangan secara keseluruhan dalamkematian(rasio odds untuk mortalitas60hari0.76, interval kepercayaan 95% (CI), 0,61-0,95, P=0.014). Namun, efekpengobatan yang bermanfaatdaripeningkatankaloripada kematiandiamatipada pasien denganindeks massa tubuh(BMI) di bawah 25atau35dan di atasyang tidak memberikan manfaatbagi pasiendengan BMIantara 25ataukurang dari35.Hasil yang sama diperolehsaatmembandingkanmeningkatkan asupanproteindan efeknya padakematiandalam kelompokBMIyang berbeda. Salah satukesimpulanutamadaripekerjaan ini adalah bahwatidak semua pasienICUadalah samasehubungan dengantanggapan mereka terhadapnutrisi buatan.
Jadi bagaimana kitamulai mendekati'risiko gizi' diskriminatifdalam pengaturanperawatan kritis? Dalam sebuah pernyataanPedomanKonsensusInternasionalbaru-baru ini, Jensendan rekanmenawarkan beberapatanah melanggardefinisimalnutrisimenghubungkannya denganbaikkekurangan giziakut dan kronisdan peradangan.Konsisten dengandefinisi ini, kami menyajikanmodel konseptualkita tentang bagaimanalangkah-langkahkelaparanakut dan kronisdan peradangandapat mempengaruhistatus gizidiICUdan akhirnyaberdampak padahasil pasien. Tujuan utamakami adalahuntuk mengembangkannilaimenggunakanvariabelyang disajikan dalam modelyang akanmengukurrisikoseorang pasienmengembangkanefek sampingdanyang mungkinberpotensidimodifikasi olehintervensigiziagresif ataumemadai. Bahkan, untuk memvalidasinilaikita, kita tidak hanyaharusmenunjukkanbahwadiskriminasirisikoantara kelompokheterogenpasienICU, tetapi jugabahwa hubunganantaraskor risikodan hasilyangdimodifikasi olehpenemuangizi.
b.    The critical-care nurse
Perawatperawatan kritispraktekdalam pengaturan di manapasien memerlukanpengkajianyang kompleks, terapiintensitas tinggidan intervensidan berkesinambungankewaspadaankeperawatan. Perawatperawatan kritismengandalkantubuh khususpengetahuan, keterampilan dan pengalamanuntuk memberikan perawatan kepadapasien dan keluargadan menciptakanlingkunganyangmenyembuhkan, manusiawi dan peduli.
Terutama, perawatperawatan kritisadalahadvokatpasien. AACNmendefinisikanadvokasisebagaimenghormatidan mendukungnilai-nilai dasar, hak-hakdan keyakinanpasiensakit kritis.
Dalamperan ini, perawatperawatan kritis:
1.    Menghormati danmendukung hakpasien ataupenggantipasienyang ditunjuk untukpengambilankeputusanotonom.
2.    Campur tanganketikakepentingan terbaikpasienyang bersangkutan.
3.    Membantu pasienmendapatkanperawatan yang diperlukan.
4.    Menghormati nilai-nilai, keyakinan danhak-hakpasien.
5.    Menyediakan pendidikan dan dukunganuntuk membantupasien ataupenggantipasienyang ditunjukmembuat keputusan.
6.    Mewakilipasiensesuaidengan pilihanpasien.
7.    Mendukungkeputusandaripasien ataupenggantiyang ditunjuk, atauperawatantransfer keperawatperawatan kritissama-sama berkualitas.
8.    Berdoa bagipasien yangtidak dapat berbicarauntuk diri mereka sendiridalam situasiyang memerlukantindakan segera.
9.    Memantau danmenjagakualitas perawatanpasien menerima.
10.  Bertindak sebagai penghubungantara pasien, keluarga pasiendan profesional kesehatan lainnya.
PeranPerawatPerawatan Kritis
Perawatperawatan kritisbekerja dalamberbagaipengaturan, mengisibanyak perantermasukdoktersamping tempat tidur, pendidikperawat, penelitiperawat, manajerperawat, perawat spesialisklinis danpraktisi perawat. Dengan terjadinyamanaged caredan migrasiyang dihasilkandaripasien untukpengaturanalternatif, perawatperawatan kritismerawatpasien yanglebihsakitdari sebelumnya.
Manajemen keperawatanjugatelah memicupermintaan untukperawat praktekmaju dalampengaturanperawatan akut.Perawat praktekmajuadalah mereka yangtelah menerimapendidikan lanjutandimaster atautingkat doktor. Dalam pengaturanperawatan kritis, merekayang paling seringadalah spesialisklinisperawat(CNS) ataupraktisi perawatperawatan akut(ACNP).
SebuahCNSadalahdokterahli dalamspesialisasitertentu-perawatan kritisdalam kasus ini. TheSSPbertanggung jawab atasidentifikasi, intervensidan pengelolaanmasalahklinisuntuk meningkatkan perawatanuntuk pasien dan keluarga. Mereka menyediakanperawatan pasienlangsung, termasukmenilai, mendiagnosa, perencanaan danresep pengobatanfarmakologidannonfarmakologimasalah kesehatan.
ACNPsdikritispengaturanperawatanfokus padamembuat keputusanklinis yang berkaitan denganperawatan pasienyang kompleks. Kegiatan mereka termasukpenilaianrisiko, interpretasites diagnostikdan pengobatanmenyediakan, yang mungkin termasuk obat-obatanresep.

Tingkat Pendidikanuntuk PerawatPerawatan Kritis
Untukmenjadiperawat terdaftar(RN), seorang individuharus mendapatkandiploma dalamkeperawatan, gelarasosiasi dikeperawatan(ADN) atau gelarsarjana di bidangkeperawatan(BSN) danlulus ujianlisensi nasional. Persyaratanbervariasisebagaimana ditentukan olehDewanmasing-masingnegaraKeperawatan.
Banyak sekolahkeperawatanmenawarkan siswapaparanperawatan kritis, tetapi sebagian besarpendidikankhususperawatanperawatkritisdanorientasidisediakan olehmajikan. Perawat praktekmajuharusmendapatkan gelardimasteratau tingkatdoktoral.

Perawatan KritisPerawatSertifikasi
Meskipunsertifikasitidak wajib untukpraktek dalamkhusus sepertiperawatan kritis, banyak perawatmemilihuntuk menjadi bersertifikat. Beberapapengusaha lebih memilihuntuk menyewaperawatbersertifikatkarena merekatelah menunjukkanakuisisitingkat tinggiyang spesifikpengetahuan dalamspesialisasi merekamelaluiberhasil menyelesaikanketat, psychometricallyvalid, pemeriksaanyang berkaitan dengan pekerjaan.
Sebagai contoh,seorang perawatperawatan kritisharusmerawat pasiensakit kritisselama minimalduatahununtuk memenuhi persyaratan untukujian sertifikasiCCRNyang ditawarkan olehAACN, salah satu dari banyakkredensialasosiasimenawarkan.
KarenaketersediaanMedicaredanpenggantianperawatanberhasilspesialisperawat klinis, semakin banyakpengusahayang membutuhkansertifikasipraktek maju. Selain itu, sebagaipapan negarakeperawatanmencapaikewenangan hukum untukmengeluarkan izinpraktek keperawatancanggih, perawatseringdituntutuntuk lulusujian sertifikasiyang diakui secara nasional.
Perawatbersertifikatmemvalidasipengetahuan merekaterusprakteksaat ini dalamakut/kritiskeperawatanperawatanmelalui prosespembaharuanyang meliputipertemuanmelanjutkan pendidikandan persyaratanpengalaman klinis.
PerawatanKekuranganLebihDiucapkanuntuk PerawatPerawatan KritisKekurangankeperawatanterutamaakutdidaerah khususkeperawatan, seperti yang tercantum dalamjumlahmelonjaknyapermintaan untuksementara danbepergianperawatperawatan kritisuntuk mengisi kesenjanganstafdi setiap bagianASPermintaan inipaling menonjoluntukdewasaunit perawatankritis,pediatrikdanneonatalICUdandaruratdepartemen.
Iklanperekrutanuntuk perawatperawatan kritisdalam publikasiAACNterus tumbuh, terutama ditahunanPanduan Karir. Rumah sakitmenawarkanperawatperawatan kritispernahinsentif yang lebihmenarik, termasukbonussign-on, bonusrelokasidanpenggantian untukmelanjutkan pendidikandansertifikasi.
Selain itu, banyakrumah sakitmeluncurkanorientasiperawatan danmagangprogram-program penting, sepertiEssentialsberbasis WebdariCritical CareOrientasiProgram(ECCO), untuk menarikdan menyiapkanperawatyang berpengalaman danbaru berlisensiuntuk bekerjadalam perawatankritisdanEssentialsofNurseManajerProgramorientasi.Membutuhkanperawat yang professionaluntukperawatanpasienkritis.
c.    The critical-care environment
Keistimewaanobatperawatan intensifdikembangkansebagai konsekuensi dariepidemipoliodaritahun 1950-an, ketikaventilasi mekanikluasdiperlukan. Sejak ituteknologi yang tersediauntuk mendukungpasiensakit kritistelah menjadi lebihcanggih dan kompleks, dan pentingnyaunitperawatan intensif(ICU) dalam sistemkesehatan hari iniadalah tanpa pertanyaan. Pada tahun 1994, Critical CareMedicinemelaporkan bahwahampir 80% darisemua orang Amerikaakan mengalamipenyakit kritisatau cedera, baik sebagaipasien, anggotakeluarga, atau temandariseorang pasien, dan bahwaICUhanya menempati10% daritempat tidur rawat inap, tapiaccount untukhampir 30% daribiaya rumah sakitperawatan akut. Namun,ICUadalah lingkunganyang berpotensimemusuhirentanpasiensakit kritis. Selainstres fisikpenyakit, nyeri, obat penenang, intervensi, danventilasi mekanik, adastrespsikologis danpsikososialyang dirasakan olehpasien. Salah satu faktortambahanadalahlingkunganICU, yang juga didugaberkontribusi terhadapsindromyang dikenal sebagaiICUpsikosis/delirium.Seringmelaporkanfaktor lingkunganstresadalahkebisingan, cahaya ambient, pembatasanmobilitas, danisolasi sosial.

C.   Konsep keperawatan kritis
1.    Tujuan
Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).
2.    Pengkajian
Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan sistem-sistem tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.Pengkajian meliputi proses pengumpulan data, validasi data, menginterpretasikan data dan memformulasikan masalah atau diagnosa keperawatan sesuai hasil analisa data. Pengkajian awal didalam keperawatan itensif sama dengan pengkajian umumnya yaitu dengan pendekatan system yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-kultural-spiritual, namun ketika klien yang dirawat telah menggunakan alat-alat bantu mekanik seperti Alat Bantu Napas (ABN), hemodialisa, pengkajian juga diarahkan ke hal-hal yang lebih khusus yakni terkait dengan terapi dan dampak dari penggunaan alat-alat tersebut.
3.    Diagnosa keperawatan
Setelah melakukan pengkajian, data dikumpulkan dan diinterpretasikan kemudian dianalisa lalu ditetapkan masalah/diagnosa keperawatan berdasarkan data yang menyimpang dari keadaan  fisiologis. Kriteria hasil ditetapkan untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan yang diformulasikan berdasarkan pada kebutuhan klien yang dapat diukur dan realistis.
Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.
4.    Perencanaan keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila diagnosa telah diprioritaskan. Prioritas maslah dibuat berdasarkan pada ancaman/risiko ancaman hidup (contoh: bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, gangguan perfusi jaringan, lalu dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasi alternatif diagnosa keperawatan untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan (contoh: resiko infeksi, resiko trauma/injury, gangguan rasa nyaman dan diagnosa keperawatan untuk mencegah, komplikasi (contoh: resiko konstifasi, resiko gangguan integritas kulit). Perencanaan tindakan mencakup 4(empat) umsur kegiatan yaitu observasi/monitoring, terapi keperawatan, pendidikan dan tindakan kolaboratif. Pertimbangan lain adalah kemampuan untuk melaksanakan rencana dilihat dari keterampilan perawat, fasilitas, kebijakan dan standar operasional prosedur. Perencanaan tindakan perlu pula diprioritaskan dengan perencanaan ini adalah untuk membuat efisiensi sumber-sumber, mengukur kemampuan dan mengoptimalkan penyelesaian masalah.
Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien secara konstan terhadap status yang selalu berubah.
5.    Intervensi
Semua tindakan dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting untuk mencapai tujuan. Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk observasi, tindakan prosedur terntentu, tindakan kolaboratif dan pendidikan kesehatan. Dalam tindakan perlu ada pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien termasuk evaluasi prilaku.
Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian.
6.    Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan merupakan dasar pertimbangan yang sistematis untuk menilai keberhasilan tindkan keperawatan dan sekaligus dan merupakan alat untuk melakukan pengkajian ulang dalam upaya melakukan modifikasi/revisi diagnosa dan tindakan. Evaluasi dapat dilakukan setiap akhir tindakan pemberian asuhan yang disebut sebagai evaluasi proses dan evaluasi hasil yang dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan klien selama dan pada akhir perawatan. Evaluasi dicatatan perkembangan klien.
Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk mencapai keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus menilai kriteria hasil untuk mengetahui perubahan status pasien.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritis prioritas pemenuhan kebutuhan tetap mengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow dengan tidak meninggalkan prinsip holistic bio-psiko-sosio dan spritual.
Keperawatan kritis harus menggunakan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan :
a.    Data akan dikumpulkan secara terus – menerus pada semua pasien yang sakit kritis dimanapun tempatnya.
b.    Indentifikasi masalah/kebutuhan pasien dan prioritas harus didasarkan pada data yang dikumpulkan.
c.    Rencana asuhan keperawatan yang tepat harus diformulasikan.
d.    Rencana asuhan keperawatan harus diimplementasikan menurut prioritas dari identifikasimasalah atau kebutuhan.
e.    Hasil dari asuhan keperawatan harus dievaluasi secara terus – menurus.
7.      Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan yang berisi data pelaksanaan tindakan keperawatan atau respon klien terhadap tindakan keperawatan sebagai petanggungjawaban dan pertanggunggugatan terhadap asuhan keperawatan yang dilakukan perawat kepada pasien dari kebijakan.
Dokumentasi keperawatan merupakan dokumentasi legal dalam sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasikan yang baik, maka informasi mengenai keadaan kesehatan klien  dapat diketahui secara berkesinambungan.

D.   Prinsip keperawatan kritis
Pengatasan pasien kritis dilakukan di ruangan unit gawat darurat yang disebut juga dengan emergency  department sedangkan yang dimaksud dengan pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit dibagi atas Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner (Intensive Care Coronary Unit= ICCU). Baik UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan kematian. Sebenarnya tindakan pengatasan kritis ini telah dimulai di tempat kejadian maupun dalam waktu pengankutan pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan fase prehospital. Tindakan yang dilakukan adalah sama yakni resusitasi dan stabilisasi sambil memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan yang diperlukan. Tiap pasien yang dirawat di ICU memerlukan evaluasi yang ketat dan pengatasan yang tepat dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu kelainan pada pasien kritis dibagi atas 9 rangkai kerja:
1.    Prehospital, meliputi pertolongan pertama pada tempat kejadian resusitasi cardiac pulmoner, pengobatan gawat darurat, teknik untuk mengevaluasi, amannya transportasi, akses telepon ke pusat.
2.    Triage, yakni skenario pertolongan yang akan diberikan sesudah fase keadaan. Pasien-pasien yang sangat terancam hidupnya harus diberi prioritas utama. Pada bencana alam dimana terjadi sejumlah kasus gawat darurat sekaligus maka skenario pengatasan keadaan kritis harus dirancang sedemikian rupa sehingga pertolongan memberikan hasil secara maksimal dengan memprioritaskan yang paling gawat dan harapan hidup yang tinggi.
3.    Prioritas dari gawat darurat tiap pasien gawat darurat mempunyai tingkat kegawatan yang berbeda, dengan demikian mempunyai prioritas pelayanan prioritas yang berbeda. Oleh karena itu diklasifikasikan pasien kritis atas:
a.    Exigent,pasien yang tergolong dalam keadaan gawat darurat 1 dan memerlukan pertolongan segera. Yang termasuk dalam kelompok ini dalah pasien dengan  obstruksi jalan nafas, fibrilasi ventrikel, ventrikel takikardi dan cardiac arest.
b.    Emergent,yang disebut juga dengan gawat darurat 2 yang memerlukan pertolongan secepat mungkin dalam beberapa menit. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah miocard infark, aritmia yang tidak stabil dan pneumothoraks.
c.    Urgent,yang termasuk kedalam gawat darurat 3. Dimana waktu pertolongan yang dilakukan lebih panjang dari gawat darurat 2 akantetapi tetap memerlukan pertolongan yang cepat oleh karena dapat mengancam kehidupan, yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ekstraserbasi asma, perdarahan gastrointestinal dan keracunan.
d.    Minoratau non urgent, yang termasuk ke dalam gawat darurat 4, semua penyakit yang tergolong kedalam yang tidak mengancam kehidupan.

E.    Isu Etik Dan Legal Pada Keperawatan Kritis
Perawat ruang intensif atau kritis harus memberikan palayanan keperawatan yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat ruang kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah sakit / standar pelayanan maupun asuhan keperawatan).Etik ditujukan untuk mengukur prilaku yang diharapkan dari manusia, sehingga jika manusia tersebut merupakan suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut kode etik.
Suatu pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari staf pramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.Kumpulan hukum atau peraturan keperawatan yang telah dikembangkan dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan ditentukan dengan pengambilan keputusan akan tindakan profesional yang paling tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.
F.    Kecenderungan Trend Dan Isu Keperawatan Kritis
Perkembangan yang sangat pesan dibidang teknologi dan pelayanan kesehatan cukup berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka waktu lama dirumah sakit.Klien yang berada di unit perawatan kritis dikatakan lebih sakit dari sebelumnya.Sekarang ini banyak klien yang dirawat diunit kritis untuk waktu 5 tahun sudah dapat menjalani rawat jalan dirumah masing-masing.Klien unit kritis yang ada sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup dimasa lalu dikarenakan buruknya sistem perawatan kritis yang ada. Sudah direncanakan dibeberapa rumah sakit akan adanya unit kritis yang lebih besar dan kemungkinan mendapatkan pelayana perawatan kritis dirumah atau tempat-tempat alternatif lainnya. Perawat kritis harus tepat memantau informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru.Seiring dengan perkembangan perawatan yang dilakukan pada klien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya.
G.   Ruang lingkup keperawatan kritis
American Association of Critical Care Nurses (AACN) menyatakan bahwa asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit yang aktual atau potensial yang mengancam kehidupan (AACN,1989).Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan.
Pasien yang masuk ke lingkungan keperawatan kritis menerima asuhan keperawatan intensif untuk berbagai masalah kesehatan.Serangkaian gejala memiliki rentang dari pasien yang memerlukan pemantauan yang sering dan membutuhkan sedikit intervensi sampai pasien dengan kegagalan fungsi multisistem yang memerlukan intervensi untuk mendukung fungsi hidup yang mendasar.Pada umumnya lingkungan yang mendukung rasio perbandingan perawat – pasien yaitu 1:2 (tergantung dari kebutuhan pasien), satu perawat dapat merawat tiga pasien dan, terkadang seorang pasien memerlukan bantuan lebih dari satu orang perawat untuk dapat bertahan hidup.Dukungan dan pengobatan terhadap pasien-pasien tersebut membutuhkan suatu lingkungan yang informasinya siap tersedia dari berbagai sumber dan diatur sedemikian rupa sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan akurat.


H.   Kompetensi spesialis keperawatan kritis
Kompetensi ialah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertantu.Untuk mengembangkan kompetensi seseorang perawat spesialis keperawatan kritis kita perlu mengetahui ciri-ciri dari tingkat spesialis keperawatan kritis itu sendiri.
Kompetensi yang harus dicapai oleh seorang perawat kritis sesuai Standar Operasional Prosedur yang di lakukan di ICU Dewasa
1.    Penanganan Gangguan Jalan Nafas :
                    a.     Melakukan Terapi Oksigen
                    b.     Melakukan Bronchiaal Washing
                    c.     Melakukan Suction
                    d.     Melakukan Intubasi
                    e.     Melakukan Extubasi /Weaning
2.    Menggunakan Ventilator :
a.    Mempersiapkan Ventilator
b.    Set Ventilator
c.    Merawat mesin Ventilator
d.    Mengukur Volume Tidal
e.    Melakukan T-Piece
f.     Memberikan obat Inhalasi
g.    Mengambil sampel darah arteri unk. AGD
3.    Penaganan Gangguan Sistem Cardiovaskuler
a.    Emergency Trolly
b.    Melakukan rekaman EKG
c.    Memasang Monitoring E K G , Saturasi Oksigen, Tekanan Darah
d.    R J P
e.    Mengkaji pasien Decompensasi Cordis
f.     Mengkaji pasien MCI
g.    Merawat pasien dengan menggunakan CVP
h.    Melakukan DC Shock
i.      Memberi antikuagulan
j.      Melakukan evaluasi post streptase
k.    Memberikan Pendidikan Kesehatan dalam pemberian Streptase
4.    Penanganan Gangguan Sistim Pencernaan
a.    Memasang NGT
b.    Melakukan Nutrisi parenteral
5.    Penanganan Gangguan Sistim Perkemihan
a.    Menghitung Balance Cairan
b.    Mengobservasi pasien post Transplantasi
6.    Penanganan Gangguan Sistim Neorologi
                     a.    Menilai tingkat kesadaran /GCS
                     b.    Melakukan Mobilisasi
7.    Penanganan Gangguan Endokrin
a.    Melakukan pemberian insulin pa pat. Ketoasidosis.
I.      Ciri-ciri Seorang Perawat Kritis
Berikut ciri-ciri dari level spesialis keperawatan kritis menurut robertson et al, (1996) adalah :
1.    Mengelola pasien dengan standar industri yang konsiten
2.    Hormat terhadap sejawat dan lainnya
3.    Role model
4.    Utilisasi pengetahuan dalam aplikasi dan mengintergrasikan pengetahuan dan praktek
5.    Respon terhadap perubahan lingkungan secara kontinyu
6.    Utilisasi riset dalam praktek
7.    Mendukung staf yang kurang pengalaman dan menunjukan kesadaran kebutuhan dari keutuhan unit
8.    Profesional yang aktif
9.    Memperlihatkan keterampilan komunikasi yang aktif
10.  Memperlihatkan keterampilan pengkajian tingkat tinggi
11.  Intrepretasikan situasi yang kompleks
12.  Bertindak sebagai koordinator perawatan
Setelah mengetahui ciri-ciri dari keperawatan kritis spesialis maka kita lebih mudah dalam merumuskan kompetensi, elemen dan ujuk kerja/penampilan yang dibutuhkan.

BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang mengancam jiwa.Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association of Critical-Care Nurses).
a.    Konsep Keperawatan Kritis
1.    Tujuan
Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).
2.    Pengkajian
Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan sistem-sistem tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.
3.    Diagnosa keperawatan
Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.

4.    Perencanaan keperawatan
Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien secara konstan terhadap status yang selalu berubah.
5.    Intervensi
Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian.

6.    Evaluasi
Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk mencapai keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus menilai kriteria hasil untuk mengetahui perubahan status pasien.
b.    Prinsip Keperawatan Kritis
Pengatasan pasien kritis dilakukan di ruangan unit gawat darurat yang disebut juga dengan emergency  department sedangkan yang dimaksud dengan pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit dibagi atas Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner (Intensive Care Coronary Unit= ICCU).

c.    Isu Etik dan Leal dalam Keperawatan Kritis
Suatu pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari staf pramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.Kumpulan hukum atau peraturan keperawatan yang telah dikembangkan dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan ditentukan dengan pengambilan keputusan akan tindakan profesional yang paling tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.
d.    Kecenderungan Trend dan Isu Keperawatan Kritis
Perawat kritis harus tepat memantau informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru.Seiring dengan perkembangan perawatan yang dilakukan pada klien semakin kompleks dan banyaknya metode ataupun teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat kritis dipandang perlu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya.
e.    Ruang Lingkup Keperawatan Kritis
American Association of Critical Care Nurses (AACN) menyatakan bahwa asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit yang aktual atau potensial yang mengancam kehidupan (AACN, 1989).Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan.

f.     Kompetensi Perawat Kritis
1.    Penanganan Gangguan Jalan Nafas :
2.    Menggunakan Ventilator
3.    Penaganan Gangguan Sistem Cardiovaskuler
4.    Penanganan Gangguan Sistim Pencernaan
5.    Penanganan Gangguan Sistim Perkemihan
6.    Penanganan Gangguan Sistim Neorologi
7.    Penanganan Gangguan Endokrin
g.    Ciri-ciri Seorang Perawat Kritis
Berikut ciri-ciri dari level spesialis keperawatan kritis menurut robertson et al, (1996) adalah :
1.    Mengelola pasien dengan standar industry yang konsiten
2.    Hormat terhadap sejawat dan lainnya
3.    Role model
4.    Utilisasi pengetahuan dalam aplikasi dan mengintergrasikan pengetahuan dan praktek
5.    Respon terhadap perubahan lingkungan secara kontinyu
6.    Utilisasi riset dalam praktek
7.    Mendukung staf yang kurang pengalaman dan menunjukan kesadaran kebutuhan dari keutuhan unit
8.    Profesional yang aktif
9.    Memperlihatkan keterampilan komunikasi yang aktif
10.  Memperlihatkan keterampilan pengkajian tingkat tinggi
11.  Intrepretasikan situasi yang kompleks
12.  Bertindak sebagai koordinator perawatan


DAFTAR PUSTAKA

Laura A. 1997. Pengkajian Keperawatan Kritis Edisi: 2. Jakarta: EGC
Morton, Patricia Gonce, dkk. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta: EGC
Tabrani. 2007. Agenda gawat darurat (Critical Care). P. T Alumni: Bandung
______. 2014. Critical Care Nursing.
Http://www.en.wikipedia.org/wiki/Critical_care_nursing (Diakses tanggal 9/9/2015)