SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELITUS (KENCING
MANIS)
Pokok
Bahasan : Diabetes Melitus
Sub
Pokok Bahasan :
Penyakit Diabetes Mellitus
Sasaran : Tn. S
dan Keluarga
Hari/
Tanggal : Selasa, 31 Mei 2016
Latar
Belakang
Penyakit Kencing Manis / Diabetes
Melitus adalah ketidakmampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi
karena gangguan metabolisme yang terjadi dalam tubuh.
Diabetes melitus adalah gangguan
metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.
Tujuan
Umum
Setelah
mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien mampu memahami tentang penyakit
diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum.
Tujuan
Khusus
Setelah
mengikuti penyuluhan pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian DM
2. Penyebab DM
3. Tanda dan gejala DM
4. Komplikasi DM
5. Pengobatan dan perawatan luka
Materi
1. Pengertian DM
2. Penyebab DM
3. Tanda dan gejala DM
4. Komplikasi DM
5. Pengobatan dan perawatan luka DM
Metode
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
Media
Leaflet & Lembar Balik
Proses
pelaksaaan
No
|
Kegiatan
|
Respon
peserta
|
1
|
Pendahuluan
- Memberi salam
- Menyampaikan pokok bahasan
- Menyampaikan tujuan
- Melakukan apersepsi
|
-Menjawab salam
- Menyimak
- Menyimak
- Menyimak
|
2
|
Isi
Penyampaian materi
|
-Memperhatikan
|
3
|
Penutup
- Diskusi
- Kesimpulan
- Evaluasi
- Memberikan salam penutup
|
-Menyampaikan jawaban
-Mendengarkan
-Menjawab salam
|
Setting Tempat
Duduk
berhadapan
Evaluasi
1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat
bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan.
2.
Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada pasien dan keluarga pasien tentang :
a.
Apa pengertian, penyebab DM ?
b.
Bagaimana tanda dan gejala penderita DM ?
c.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi ?
d.
Bagaimana pengobatan dan perawatan luka DM ?
DIABETES MELLITUS
A.
Definisi
Diabetes
melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas
insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler,
makrovaskuler, dan neuropati.
B.
Etiologi
Diabetes
melitus tipe 1
1.
Faktor
genetik
2.
Faktor
Imunologi
3.
Faktor
lingkungan
Diabetes
melitus tipe 2
1.
Usia
2.
Obesitas
3.
Riwayat
keluarga
C.
Tipe
DM
DM TIPE 1
|
DM TIPE 2
|
Penderita menghasilkan sedikit insulin atau
sama sekali tidak menghasilkan insulin.
|
Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang
kadarnya lebih tinggi dari batas normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan
terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif.
|
Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun,
yaitu anak-anak dan remaja.
|
Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa,
tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun.
|
faktor lingkungan (infeksi virus atau
faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem
kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas.
|
Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah
obesitas dimana sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas.
|
90 % penghasil insulin (sel beta) mengalami
kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus
mendapatkan suntikan insulin secara teratur.
|
Diabetes melitus tipe 2 juga cenderung di turunkan secara genetik
dalam keluarga.
|
D.
Tanda
dan gejala
1. Polipagi (sering merasa lapar)
2. Polidipsi (sering merasa haus)
3. Poliuri (sering buang air kecil)
4. Berat badan menurun
5. Kelemahan,keletihan dan mengantuk
6. Infeksi kulit
7. Timbul gejala ketoasidosis
E.
Pemeriksaan
DM
1.
Tes
kadar glukosa darah
Macam – macam Tes gula darah (Fransiska, K. 2012) :
a. Tes gula darah puasa.
Puasa
yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan selama 10 jam dan dalam keadaan
istirahat atau tidur malam. Minum air putih diperbolehkan. Jadi, lakukan tes
darah 10 jam setelah makan malam terakhir.
b. Tes gula darah 2 jam setelah makan.
Tes gula darah yang dilakukan 2 jam setelah m akan. Ingat, selain makan,
diabetisi juga harus minum obat ataupun suntik
insulin seperti biasa. Hal ini dilakukan agar dokter bisa melihat
gambaran gula darah dengan dosis obat atau pun insulin.
c. Tes gula darah sewaktu. Gula darah
sewaktu adalah gula darah kapan saja,bukan saat puasa ataupun 2 jam setelah
makan.tes gula darah sewaktu dipakai sebagai patokan oleh diabetisi untuk
mengetahui apakah dirinya mengalami hipoglikemia ataupun hiperglikemia
d. Tes hemoglobin A1c(HbA1c). HbA1c
Menggambarkan kondisi gula darah rata-rata selama 3 bulan kebelakang.
Gula
darah yang baik :
1)
Puasa : 80 sampai <
100 mg/dL
2)
2
jam setelah makan : 80 sampai <
145 mg/dL
3)
HbA1c : < 6,5%
|
Bukan
DM
|
Belum pasti DM
|
DM
|
Kadar
glukosa darah tidak puasa
Plasma
vena
Darah
kapiler
|
<
110
<
80
|
110-
200
80
- 200
|
≥
200
≥
200
|
Kadar
glukosa darah puasa
Plasma
vena
Darah
kapiler
|
<
110
<
90
|
110-
126
90-
110
|
≥ 200
≥
110
|
2.
Pemeriksaan
urine
Pemeriksaan urine dapat memberi dugaan kuat adanya
diabetes melitus, tetapi pemeriksaan urine tidak dapat digunakan sebagai dasar
diagnosis adanya diabetes melitus. Pada pemeriksaan urine, urine akan
dianalisis, mengandung glukosa atau tidak. Jika dalam urine di temukan adanya
glukosa, hal itu dapat memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
3.
Tes
keton
Keton ditemukan dalam urine jika kadar glukosa darah
sangat tinggi atau sangat rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa
darah juga tinggi, dapat memperkuat dugaan adanya diabetes melitus.
4.
Pemeriksaan
mata
Dari hasil pemeriksaan, pada mata yang menampakkan adanya
retina yang abnormal, hal ini terjadi pada penderita diabetesmelitus kronis
akibat komplikasi penyakit tersebut.
F.
Penatalaksanaan
Tujuan
utama terapi adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa
dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu
: diet, latihan, pemantauan, terapi, pendidikan.
1.
Penatalaksanaan Diet
Tujuan utama dari penatalaksanaan diabetes
mellitus ini yaitu untuk mengendalikan konsentrasi glukosa darah dalam batas
normal. Kadar gula darah
yang normal sulit untuk di pertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang
normal, maka kemungkinan terjadi komplikasi sementara maupun jangka panjang
adalah semakin berkurang (Mirza Maulana,2015).
Diet dan pengendalian BB merupakan dasar dari
penatalaksanaan diabetes. Tujuannya:
Ø memberikan
semua unsur makanan yang esensial (vitamin dan mineral)
Ø
mencapai
dan mempertahankan BB yang sesuai
Ø memenuhi
kebutuhan energi
Ø mencegah
fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa
darah mendekati normal
Ø
menurunkan
kadar lemak darah jika meningkat
Ø Karbohidrat
sekitar 60 – 70 % dari jumlah kalori
Ø Protein
minimal 1 gram/Kg BB per hari (untuk dewasa) dan 2-3 gram/Kg BB perhari (untuk
anak-anak)
Ø Lemak
sebaiknya dikurangi terutama yang mengandung kolesterol, lemak yang baik adalah
lemak tak jenuh contohnya minyak jagung
Syarat diet DM hendaknya
dapat:
1) Memperbaiki
kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan
pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan
kadar KGD normal
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan
penderita
7) Menarik
dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah:
1) Jumlah
sesuai kebutuhan
2) Jadwal
diet ketat
3) Jenis:
boleh dimakan/tidak
2. Secara Medis
a. Obat Hiperglikemi Oral
(OHO).
Golongan sulfonilurea
sering kali dapat menurunkan kadar gula darah secara mencukupi pada penderita
diabetes tipe 2, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe 1. Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid,dan
klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang
pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya. OHO biasanya
diberikan pada pederita diabetes tipe 2 jika diet dan olahraga gagal menurunkan
kadar gula darah dengan cukup. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali
(pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika
OHO tidak dapat mengontrol kadar gula dalam darah dengan baik, mungkin perlu
diberikan dengan suntik insulin.
b. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat
badan yang cepat.
2) Hiperglikemia
berat yang disertai ketoasidosis.
3) Ketoasidosis
diabetik.
4) Gangguan fungsi
ginjal atau hati yang berat.
Insulin disuntikkan
dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding
perut. Digunakan jarum yang sangan kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memliki kecepatan dan lama
kerja yang berbeda :
a) insulin
kerja cepat
contonya
adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar. Insulin
ini sering kali mulai menurunkan kadar
gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja
selama 6-8 jam. Insulin ini sering kali digunakan untuk penderita yang
menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disuntikkan dalam 15-20
menit sebelum makan.
b) Insulin
kerja sedang
contohnya
adalah insulin suspensi seng atau isofan.
Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimum dalam waktu 6-10
jam, dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari
untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari
untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
c) Insulin
kerja lambat
contohnya
adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru timbul
setelah 6 jam dan bekerja selama 23-6 jam.
c. Debridement
Debridement yaitu
menghilangkan jaringan mati atau nekrotik pada luka. Jaringan yang perlu
dihilangkan adalah jaringan nekrotik dan slough.
Debridement memberikan banyak manfaat diantaranya menghilangkan jaringan yang
sudah tidak tervaskularisasi,bakteri,dan juga eksudat sehingga akan menciptakan
kondisi luka yang dapat menstimulasi munculnya jaringan sehat.
No comments:
Post a Comment