Monday, December 2, 2013

Biooptik



KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapaun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai “Biooptik” pada mata kuliah fisika biologi.
            Terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak dr. Nurmansyah, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah fisika biologi serta Bapak Ns. Gusti Barlia, S.Kep dosen pembimbing yang banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
            Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Untuk itu, kami memohon maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar untuk kedepannya kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penulisan makalah ini tidak terulang lagi.
            Semoga apa yang kami tulis pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca.




Singkawang,    September 2013


Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.    OPTIKA GEOMETRI DAN OPTIKA FISIK……………………………………..….4
1.      Optika Geometri…………………………………………………………….……4
2.      Optika fisik…………………………………………………………………….…4
B.     LENSA…………………………………………..…………………………………….4
1.         Pengertian lensa………………...………………………………………………..4
2.         Jenis-jenis lensa…………...…………..…………………………………………5
3.         Hukum yang Berlaku pada Lensa…………………………………..…………...6
C.     MATA…………………………………………………………………………………6
1.         Daya akomodasi mata………..………………………………………………….6
2.         Kelainan optik mata……………………………….…………………………….7
D.    PENERAPAN BIOOPTIK DALAM ASUHAN KEPERAWATAN…………………8
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………9
A.    KESIMPULAN………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA………...………………………………………………..10


BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Banyak orang awam yang tidak mengetahui bagaimana bisa mata melihat benda-benda yang ada disekitar kita, bahkan benda yang berukuran kecil sekalipun. Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berpendapat bahwa benda-benda disekitar kita dapat dilihat oleh mata karena  mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini di dukung oleh Plato (429-348 SM).
Namun, jika mata dapat melihat karena mengeluarkan sinar-sinar penglihatan tentu saja kita semua bisa melihat dengan jelas pada malam hari atau pada ruang yang gelap. Tapi pada kenyataannya kita tidak dapat melihat benda-benda di ruang yang gelap (Aristoteles 384-322 SM) dan Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata kita mampu melihat benda.
Teori yang terakhir yang dapat diterima pada abad ke XX yaitu teori yang diungkapkan oleh Alhazan (965-1038 SM) yang berpendapat bahwa benda di sekitar kita dapat terlihat karena benda-benda tersebut memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya yang masuk ke dalam mata.
Untuk itu kami merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai biooptik yang artinya susunan atas kata bio dan optik. Bio berkaitan mahluk hidup atau zat hidup atau bagian dari mahluk hidup, sedangkan optik dikenal sebagai ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar.


BAB II
PEMBAHASAN
1.  Optika Geometri dan Optika Fisik
A.      Optika Geometri
Optika geometri disebut juga dengan optik sinar yang merupakan sinar suatu perambatan cahaya tegak lurus dengan gelombang cahaya. Optika geometri juga menjelaskan sifat cahaya dengan pendekatan paraksial atau hampiran sudut kecil dengan penjabaran yang linear, sehingga komponen ini dan sistem kerja cahayanya seperti ukuran, posisi, pembesaran subjek lebih sederhana.

B.       Optika fisik
Optika fisik adalah studi cahaya yang mempelajari sifat cahaya yang tidak
terdefinisikan oleh optik geometris dengan pendekatan sinarnya. Definisi sifat cahaya dilakukan dengan pendekatan frekuensi tinggi. Optika fisik mampu menjelaskan gejala cahaya seperti dispersi (penyebaran cahaya), interferensi (penyebaran gelombang), dan polarisasi (getaran cahaya) yang tidak dapat dijelaskan oleh optika geometri.
2.  Lensa
A.      Pengertian Lensa
Lensa adalah benda bening yang di bentuk sedemikian rupa sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya.


B.       Jenis-jenis Lensa
a.    Lensa cembung (konveks)
Lensa cembung memiliki permukaan lebih tebal pada bagian tengahnya daripada bagian tepinya. Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut lensa konvergen. Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk, yaitu lensa bikonveks, lensa plankonveks, dan lensa konkaf konveks.






                                            Lensa konveks/cembung

b.    Lensa cekung (konkaf)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepinya. Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut juga lensa divergen. Lensa cekung terdiri atas 3 jenis, yaitu bikonkaf, lensa plankonkaf, dan lensa konveks konkaf.







Lensa cekung/ konkaf


C.       Hukum yang Berlaku pada Lensa
1.   Hukum Snellius I
Adapun bunyi Hukum Snellius I adalah :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang datar.”






2.   Hukum Snellius II
Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai konstanta dinamakan indeks bias(n).”










3.   Mata
A.  Daya Akomodasi Mata
Daya akomodasi mata adalah kemampuan lemsa mata untuk memfokuskan objek. Pada saat mata melihat jauh, maka tidak terjadi akomodasi. Semakin dekat benda yang kita lihat maka semakin besar pula daya akomodasinya. Daya akomodasi ini bergantung pada usia. Semakin tua, maka daya akomodasi semakin menurun.
B.     Bagian – Bagian Mata
(1) Kornea, merupakan lapisan terluar dari mata yang bersifat kuat dan tembus cahaya. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata serta melindungi bagian mata yang sensitif dibawahnya. Kornea mata, Memiliki fungsi menerima cahaya dari sumber cahaya serta meneruskannya ke dalam bagian mata yang akan lebih dalam dan akan berakhir di retina.
(2) Aqueous humor, merupakan cairan kornea dan lensa mata. berfungsi untuk membiaskan cahaya kedalam mata
(3) Lensa kristalin, lensa mata yang berperan penting mengatur letak bayangan agar tepat jatuh di bintik kuning. Lensa mata memiliki fungsi untuk memfokuskan serta meneruskan cahaya yang akan masuk ke mata supaya jatuh tepat di retina.
(4) Iris, selaput yang membentuk celah lingkaran di tengah-tengahnya. Iris memberikan warna pada mata dan berfungsi untuk mengatur besar-kecil pupil untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk. Iris,  terletak pada tengah-tengah bola mata, yang ada di belakang kornea. Sebuah warna dari iris ini dapat dipengaruhi jenis ras ataupun bangsa.
(5)     Pupil, celah yang dibentuk oleh iris berfungsi sebagai tempat masuk cahaya. Pupil,memiliki  fungsi untuk dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk. Fungsi dari anak mata ataupun pupil ini sama dengan fungsi dari diafragma yang ada pada alat potret. Pupil merupakan celah bulat yang terdapat di tengah-tengah iris.
(6)   Otot mata, otot yang menyangga lensa kristalin dan mengatur besar kecilnya lensa.
(7)   Vitreus humor, cairan bening yang mengisi rongga mata. fungsinya adalah meneruskan cahaya dari lensa ke retina.
(8)   Retina, lapisan pada dinding belakang bola mata tempat bayangan dibentuk. Retina atau yang biasa di sebut dengan selaput jala merupakan bagian yang cukup peka terhadap cahaya. Dan Khususnya pada bitik kuning. Pada Retina ini berfungsi menangkap serta meneruskan cahaya dari lensa hingga ke saraf mata. Dan di dalam selaput jala ini terdapat sebuah ujung-ujung saraf untuk menerima.
(9) Bintik kuning, lengkungan pada retina yang merupakan bagian yang paling peka pada retina.
(10) Syaraf optik, penerus rangsang cahaya dari retina ke otak. Saraf mata ataupun yang biasa di sebut dengan saraf optik ini memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah rangsang cahaya hingga ke otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses di otak. Dan Dengan demikian kita bisa melihat suatu benda.
C.     Kelainan Optik Mata
·      Myopia
Myopia adalah bentuk mata terlalu lonjong sehingga benda berjauhan tak terhingga akan tergambar tajam di depan retina. Penderita myopia dianjurkan untuk menggunakan kaca mata berlensa negatif.


·      Hipermetrop
Hipermetrop merupakan penyimpangan penglihatan dimana bola mata agak gepeng dari normal. Mata yang demikian itu tanpa akomodasi bayangan tak terhingga akan terletak di belakang retina. Penderita hipermetrop dianjurkan menggunakan kaca mata dengan lensa positif.
·      Presbio
Pada mata presbio biasanya menggunakan lensa positif dan negatif. Biasanya presbio ini terjadi pada orang-orang yang sudah tua.
·      Astigmati (silindris)
Astigmati merupakan sesuatu sesatan lensa yang disebabkan oleh suatu titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder. Astigmati disebabkan oleh kornea yang tidak berbentuk sferis.

D.  Penerapan biooptik dalam asuhan keperawatan
a.       Pengkajian
Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat.
b.      Tujuan
Agar klien dapat melihat dengan jelas pada jarak jauh.
c.       Perencanaan
Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
d.      Evaluasi
klien mengatakan bisa melihat jelas dengan memakai lensa negatif skala 0,50.


BAB III
KESIMPULAN

Optika geometri disebut juga dengan optik sinar yang merupakan sinar suatu perambatan cahaya tegak lurus dengan gelombang cahaya.Optika fisik adalah studi cahaya yang mempelajari sifat cahaya yang tidak terdefinisikan oleh optik geometris dengan pendekatan sinarnya.
Lensa adalah benda bening yang di bentuk sedemikian rupa sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya. Lensa memilliki 2 jenis yaitu lensa cekung dan cembung.
Daya akomodasi mata adalah kemampuan lemsa mata untuk memfokuskan objek. Pada mata terdapat 4 macam kelainan mata, yaitu miopi, hipermetropi, presbiopi, dan astigmatis.




DAFTAR PUSTAKA


Dr. J.F. Gabriel.tt. Fisika kedokteran.EGC : Bali.

1 comment: