KARYA
TULIS TENTANG POTENSI WISATA DI KOTA SINGKAWANG
MENGGALI
MINAT KUNJUNGAN MASYARAKAT TERHADAP OBJEK WISATA BATU BELIMBING DI WILAYAH
SINGKAWANG TIMUR
DISUSUN
OLEH :
WULAN
BUDIARTI
NIS
: 8273
SMA NEGERI 1 SINGKAWANG
BIODATA
PENULIS
Nama :
Wulan Budiarti
NIS : 8273
Tempat/Tanggal
Lahir : Singkawang, 06-05-1995
Alamat
Rumah : Jl. Selamat
gg. Flamboyan no.16, BTN Bayangkara Ria, Kelurahan Sungai Garam Hilir,
Kecamatan Singkawang Utara.
Alamat
Sekolah : Jl.
Pahlawan gg. Tama
Jenis
Kelamin :
Perempuan
Hobi :
Menonton TV, Jalan-jalan
No.HP/
Telepon Rumah : 0081345774061
No.Telepon
Sekolah : (0562) 641111
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
wulan
Tempat dan tanggal lahir :
Singkawang, 1 Oktober 1994
Alamat :
Jl. Pahlawan No. 60, Singkawang
NIS : 8006
dengan ini
menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis yang berjudul “ Tugu
Khatulistiwa dari kacamataku” asli dan belum pernah dipublikasikan atau
diikutkan pada lomba sejenis di lingkungan DISBUDPAR maupun di luar DISBUDPAR.
Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila saya melanggar
pernyataan di atas, maka saya bersedia menanggung segala resiko dan tindakan
yang diambil panitia.
Singkawang, Juni 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Helmi MK, M.Pd, S.Pd
NIP.19560405 197703 1 014
Guru Pembimbing
Anang Taufik. K, S. Pd
NIP. 19790720 200502
1 003
Penulis
Susan
NIS. 8006
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS INI DIBUAT UNTUK MENGIKUTI
KEGIATAN LOMBA PENULISAN KARYA TULIS WISATA SEJARAH YANG DISELENGGARAKAN OLEH
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI KALIMANTAN BARAT.
Disahkan
pada tanggal 30 Mei 2012
Kepala
Sekolah
SMA
Negeri 1 Singkawang Guru Pembimbing :
Helmi. M.K, S.Pd, M.Pd Anang
Taufik Karunia, S.Pd
NIP. 19560405 197703 1 014 NIP.
19790720 200502 1 003
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis sederhana yang berjudul “Menggali Minat Kunjungan Masyarakat Terhadap
Objek Wisata Batu Belimbing di Wilayah Singkawang Timur” ini dengan tepat
waktu.
Karya
tulis ini mencoba untuk menggali potensi pariwisata dari keunikan dan keindahan
batu belimbing yang berada di wilayah Singkawang Timur.
Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung terwujudnya
makalah ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada :
1. Bp
Helmi. M.K, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Singkawang yang telah memberi
fasilitas dan dorongan sehingga terselesaikannya karya tulis ini.
2. Bapak
Anang Taufik Karunia, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran sejarah,yang
telah mengarahkan dan memberikan petunjuk serta kritik dan saran yang sangat
membangun kepada penulis demi terwujudnya karya tulis ini.
3. Semua pihak yang membantu dan mendukung
terselesaikannya karya tulis ini.
Penulis
menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapat menghasilkan karya tuli syang lebih baik lagi ke depannya.
Semoga
karya tulis ini berguna bagi penulis, pembaca maupun pihak lain yang
memanfaatkannya.
Singkawang,
Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1
Latar Belakang 1
1.2
Rumusan Masalah 2
1.3
Tujuan Penelitian 2
1.4
Manfaat Penelitian 2
1.5
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian 3
1.6
Landasan Teori 3
Bab 2 Pembahasan 5
2.1
Asal Mula Munculnya Batu Belimbing 5
2.2 Cara Menarik Wisatawan Agar Berkunjung ke Batu
Belimbing 6
Bab 3 Penutup 9
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
Daftar Pustaka 10
Lampiran -Lampiran 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Singkawang
adalah sebuah kota madya di Kalimantan Barat yang hanya sekitar 3 jam
perjalanan dari Pontianak. Akses menuju
Singkawang relatif mudah, tidak hanya tersedia berbagai kendaraan umum dari
Pontianak, tapi jalanannya juga mulus. Singkawang semula
merupakan persinggahan pedagang dan penambang emas dari Monterado, yang lama kelamaan berkembang menjadi
permukiman.
Memasuki Singkawang ciri-ciri kota ini mulai terlihat
seperti; Ruko (rumah toko) disepanjang pinggir jalan yang merupakan ciri
khas warga keturunan Tionghoa, Klenteng berwarna mencolok, bangunan tua khas
Cina dan deburan ombak yang berasal dari objek wisata pantai.
Kota Singkawang didominasi oleh warga keturunan Tionghoa.
Sehingga kota ini dijuluki Kota Amoy dan memiliki banyak kelenteng sehingga
dijuluki Kota Seribu Kuil atau Kota 1000 Klenteng.
Selain
itu, Kota Singkawang juga menjadi andalan wisata Provinsi Kalimantan Barat. Hal
ini dikarenakan Singkawang memiliki beberapa objek wisata yang cukup terkenal. Diantaranya
adalah Palm Beach,Pulau Simping, Rindu Alam, Sinka Island Park, Taman Pasir
Panjang Indah, Taman Bukit Bougenville, Wisata Alam Hangmoy, Taman Rekreasi
Chidayu, Taman Burung, Taman Rekreasi Teratai Indah dan masih banyak yang
lainnya .Ikon Kota Singkawang sebagai tempat tujuan wisata di Kalimantan Barat
menyebabkan kota ini selalu dikunjungi wisatawan. Tercatat tidak kurang dari
484 ribu wisatawan berkunjung ke objek wisata di Kota Singkawang pada tahun
2010.
Namun, dari sekian
banyak objek wisata yang terkenal, Singkawang masih memiliki banyak
tempat-tempat yang berpotensi untuk di jadikan tempat wisata namun belum
diketahui orang banyak, bahkan penduduk asli kota Singkawang. Salah satunya
adalah Bongkahan batu yang unik karena
proses alam,yaitu bentuk batu menyerupai buah belimbing, masyarakat setempat
menyebutnya batu bergantung karena letaknya seperti terapung diatas air.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai sejarah singkat asal mula batu belimbing
yang terletak di daerah Pajintan dengan jarak 8 km sebelah timur kota
Singkawang.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan peneliti angkat adalah:
I.
Bagaimana asal mula munculnya batu
belimbing ?
II. Bagaimana
cara menarik wisatawan untuk berkunjung ke Batu Belimbing ?
1.3
Tujuan
Penelitian
Tujuan dari
karya tulis ini yaitu untuk mengetahui asal mula munculnya batu belimbing dan
mengetahui cara-cara menarik wisatawan untuk berkunjung ke Batu Belimbing.
1.4
Manfaat
Penelitian
Manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
I. Manfaat
bagi masyarakat
Memberikan informasi
tentang keberadaan Batu Belimbing beserta asal mula munculnya Batu Belimbing
agar dapat menarik minat wisatawan yang akhirnya akan menambah pendapatan
daerah setempat dan membukakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
II.
Manfaat bagi penulis
Penelitian ini dapat
memberikan pengalaman dalam melaksanakan dan menuliskan hasil penelitian dalam
bentuk karya tulis sederhana.
III.
Manfaat bagi Pemerintah Daerah
Jika perencanaan yang
ada pada penelitian ini dilaksanakan, maka secara otomatis akan menambah
pendapatan daerah di daerah tersebut.
1.5
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan mulai dari tanggal 18-28 Mei 2012. Bertempat di Kelurahan
Nyarumkop, Kecamatan Pajintan, Singkawang Timur, Kota Singkawang,
Kalimantan Barat.
1.6
Landasan
Teori
1.6.1
James Huton ”(http://doddys.wordpress.com/2006/10/06/batuan-batuan-di-bumi-jenis-dan-terbentuknya/
)
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan
dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan
tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati
langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan
cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun
oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya
batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka
adalah : batuan beku (igneous
rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan
(metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi
penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Proses-proses tersebut berlangsung
sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan
datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah
yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti
diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES
HUTTON” dengan
teorinya “THE PRESENT
IS THE KEY TO THE PAST”
1.6.2
Ketua
Asosiasi Pramuwisata Kalimantan Barat, M. Tasuri
Selama ini upaya yang dilakukan pemerintah provinsi
maupun daerah belum maksimal, terutama di bidang infrastruktur dan kebersihan.
Upaya promosi juga belum dilakukan secara terpadu dengan melibatkan semua
unsur, pemerintah, pengusaha swasta dan masyarakat. Kelemahan dalam upaya
memajukan memajukan industri pariwisata di Kalimantan Barat, antara lain
kurangnya pemahaman industri pariwisata itu sendiri dan kurangnya peran serta
masyarakat dalam hal menjaga kebersihan dan kenyamanan bagi pengunjung. (
http://nasional.kompas.com )
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal Mula Munculnya Batu
Belimbing
Batu Belimbing ini terletak di daerah Pajintan dengan jarak
8 km sebelah timur kota Singkawang. Lokasinya berada di kaki gunung poteng, tepatnya
di ujung sebuah gang di seberang Kantor Camat Singkawang Timur.
Menurut ceritanya, sekitar abad ke-13 sampai
ke-14, sebuah bahtera terlihat muncul deras di tengah Laut Cina Selatan.
Bahtera itu konon ditumpangi oleh para bangsawan dari Kerajaan Majapahit
berikut sejumlah pengawalnya. Para bangsawan ini ingin mendirikan sebuah kerajaan di pesisir
Utara Kalimantan Barat (cikal bakal Kerajaan Sambas Pra Islam). Ombak terus
mengalun dan akhirnya menghempas dinding bahtera. Perlahan tetapi pasti, mereka
kian mendekati pantai.
Malam
itu langit cerah, selaksa bintang bertaburan di angkasa. Rembulan pucat pun tak
malu-malu menampakkan wajahnya. Keindahan alam begitu memukau seluruh penumpang
bahtera. Mereka menjadi larut. Namun, suasana itu tak berlangsung lama.
Tiba-tiba, nun jauh di atas sana, seberkas cahaya menyilaukan terlihat melesat.
Cahaya itu terus turun dengan kecepatan tinggi. Seluruh penumpang memandangnya
tanpa berkedip sampai akhirnya cahaya itu mendarat di sebuah tempat di daratan
dan menimbulkan ledakan.
Pemimpin
rombongan kemudian memerintahkan agar bahtera segera berlabuh. Mereka penasaran
dan ingin melihat langsung gerangan apa yang baru saja jatuh dari langit itu.
Setelah sekian lama mencari, akhirnya mereka menemukan satu bongkahan batu
berukuran sebesar rumah yang tergeletak di kaki bukit. Disekitarnya tampak
serpihan-serpihan batu yang berserakan. Sementara di puncak bukit itu, terlihat
bekas- bekas benturan.
Para
penumpang bahtera seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mereka pun
percaya, batu yang berasal dari luar angkasa itu tentu memiliki kekuatan
supranatural yang tinggi cerminan kekuasaan Yang Maha Kuasa. Sejak saat itu,
lokasi di mana batu tersebut berada, dijadikan sebagai tempat pemujaan. Mereka
yakin, ada beberapa bidadari yang menjaga batu itu. Bahkan, setiap raja (Sambas
Pra Islam) yang akan dinobatkan, terlebih dahulu harus bertapa di tempat
tersebut selama beberapa waktu.
2.2
Cara Menarik Wisatawan agar Mengunjungi Batu
Belimbing
Di Kecamatan Pajintan, Singkawang
Timur, Kalimantan Barat, hamparan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan agroekowisata di wilayah ini adalah seluas kurang lebih 53
hektar.Adapun lahan yang merupakan milik Pemerintah Kota Singkawang, luasnya
sekitar 7 hektar.
Lokasi ini disebut batu
belimbing, lantaran terdapat bongkahan batu yang unik karena proses alam
akhirnya bentuk batu menyerupai buah belimbing. Masyarakat setempat juga
menyebutnya batu bergantung karena letaknya seperti terapung di atas air.
Potensi wisata ini menawarkan
pemandangan alam yang masih asri dan alami dengan udara yang segar. Selain kita
dapat menyaksikan keunikan lekukan-lekukan batu belimbing kita juga dapat
menikmati barisan pegunungan cagar alam raya passi. Dengan kondisi wilayah yang
ditutupi vegetasi tanaman karet dan tanaman campuran
seperti durian, rambutan, kelapa serta hutan campuran.
Sayangnya, potensi wisata ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat
luas. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan kurangnya promosi terhadap tempat
tersebut dan tidak terlalu banyak hal yang menarik yang bisa dilakukan disana.
Promosi bisa dilakukan melalui internet, pamflet-pamflet, baliho atau masih
banyak yang lainnya.
Sejauh ini, sudah ada 1 kolam
renang dan beberapa pondok untuk tempat berteduh dan beberapa kolam yang
dijadikan tempat budidaya ikan air tawar. Tapi, 1 kolam berenang tersebut telah
dialih fungsikan menjadi tempat budidaya ikan karena kondisi kolam yang sudah
tidak lagi terawat. Aliran listrik juga belum ada sehingga masyarakat sekitar
masih menggunakan mesin yang menggunakan sumber
energi dari bensin. Akses jalan menuju ke Batu Belimbing sudah cukup
baik tapi jalan ini belum bisa dilalui kendaraan roda empat karena ruas
jalannya sangat sempit sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan roda
empat.
Masih banyak hal yang perlu dibenahi untuk menarik wisatawan agar datang
mengunjungi objek wisata batu belimbing ini, seperti perawatan
fasilitas-fasilitas yang telah ada serta memperbaikinya. Juga perlu di bangun
pagar disekeliling kawasan Batu Belimbing agar hanya ada satu jalan masuk ke
kawasan ini karena jika pengunjung mudah
masuk dari beberapa pintu maka akan mengurangi efektivitas penjagaan keamanan
karena sulitnya mengontrol pengunjung dan juga mengurangi pemdapatan. Selain
itu, pemanfaatan lahan yang luas dengan menambah fasilitas yang ada juga
diperlukan.
Dengan memperhatikan kondisi daerah sekitar yang cukup datar namun memiliki
bukit kecil disekitarnya serta sumber air yang bersumber dari mata air yang ada
di pegunungan di dekatnya membuat pengembangan potensi wisata di daerah ini
cukup mudah.
Kita bisa memanfaatkan daerah yang datar sebagai tempat pembudidayaan
ikan air tawar dengan menyatukan kolam-kolam ikan yang sudah ada menjadi satu
dengan ukuran yang lebih besar agar terlihat seperti danau dengan sawung atau pondok-pondok
kecil disekelilingnya.
Selain tempat budidaya ikan air tawar danau ini nantinya bisa
dimanfaatkan sebagai kolam pemancingan. Atau bisa juga dimanfaatkan sebagai
tempat rekreasi air seperti sepeda air dan balon air. Setelah lelah dengan
rekreasi air dan memancing, pengunjung yang dimanjakan dengan suasana alam yang
sejuk, segar dan alami serta jauh dari keramaian kota ini juga bisa menikmati
makanan yang berasal dari ikan hasil memancing atau pun beraneka jenis menu
makanan yang dapat memanjakan lidah pengunjung.
Untuk pengunjung yang berasal dari luar Kota Singkawang atau pengunjung
yang berasal dari dalam Kota Singkawang namun memiliki keinginan untuk bermalam
di sini atau pun hanya ingin sekedar menikmati suasana malam di daerah
pegunungan kita bisa merencanakan untuk membangun penginapan dengan konsep
seperti villa di atas bukit kecil yang ada di sekitar Batu Belimbing agar
pengunjung dapat melihat keindahan barisan pegunungan dan keunikan Batu
Belimbing dari tempat yang lebih tinggi pada sore hari sambil menikmati
pemandangan matahari terbenam.
Beberapa pepohonan yang berukuran besar memungkinkan untuk dibangun
tempat istirahat dengan konsep rumah pohon, itu kemungkinan besar dapat menjadi
hal yang menarik karena di Kota Singkawang ini sendiri belum ada objek wisata
yang menawarkan rumah pohon sebagai tempat istirahat.
Vegetasi tanaman karet dan tanaman campuran yang ada di kawasan Batu
Belimbing tetap dipertahankan demi menjaga suhu udara, dan kesegaran daerah
sekitar yang menjadi daya tarik tersendiri dari objek wisata ini. Selain itu,
tanaman karet ini bisa dijadikan sarana pembelajaran yang menambah pengetahuan
bagi pengunjung yang tidak mengetahui bagaimana bentuk tumbuhan karet dan cara
mendapatkan karet dari pohonnya.
Lokasi Batu Belimbing yang berada di dekat hutan dan pegunungan memungkinkan
lahan luas tersebut untuk dijadikan tempat perkemahan atau pun penelitian
mengenai plasma nutfah yang ada disekitar Batu Belimbing yang hutannya
terhubung langsung dengan cagar alam Raya-Passi. Namun untuk melakukan
penelitian atau memasuki kawasan cagar alam ini tidak semudah yang dibayangkan
tapi harus melalui ijin resmi dari KSDA yang mengelola kawasan cagar alam ini.
Yang tidak kalah pentingnya adalah sebaiknya tempat ini mengenalkan pada
masyarakat luas mengenai hasil-hasil karya yang berasal dari Kota
Singkawang,seperti batik TiDaYu, dan lain-lain. Selain itu barang-barang khas
di Kota Singkawang juga bisa dikenalkan di daerah ini sebagai buah tangan (oleh-oleh).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batu Belimbing memiliki potensi yang
besar untuk menjadi aset pariwisata Kota Singkawang. Hanya saja, kurangnya
promosi dan fasilitas serta pelayanan yang memadai menyebabkan rendahnya minat
untuk berkunjung ke Batu Beliming. Oleh karena itu, masih banyak hal yang
dilakukan untuk menarik minat pengunjung agar berkunjung ke Batu Belimbing. Hal yang bisa dilakukan yaitu
dengan memperbaiki dan merawat infrastruktur dan fasilitas yang ada lalu
kemudian mulai mengadakan pembangunan yang memperhatikan lingkungan serta
meningkatkan promosi mengenai daerah ini. Jika semua dilakukan dengan baik maka
akan terjadi peningkatan pengunjung. Peningkatan ini akan membawa manfaat –
manfaat bagi pengunjung maupun masyarakat di sekitarnya.
3.2 Saran
Perhatian
pemerintah sangat diperlukan dalam pengembangan potensi wisata Batu Belimbing
ini. Untuk melakukan suatu perubahan diperlukan kerja sama yang baik antara
pemerintah Kota Singkawang dan pihak swasta. Jika kerja sama ini terjalin
dengan baik maka masyarakat akan mengenal objek wisata Batu Belimbing dan
secara otomatis akan menambah jumlah
pengunjung yang datang kesana. Pemasukan daerah akan bertambah dengan
meningkatnya kunjungan ke Batu Belimbing ini. Tahap awal yang dilakukan yaitu
perbaikan dan perawatan fasilitas dan
infrastruktur yang ada serta melakukan promosi mengenai daerah ini. Setelah itu
barulah dilakukan pembangunan, mengingat pembangunan memerlukan modalyang
sangat besar. Namun, secara perlahan objek wisata Batu Belimbing nantinya pasti
akan dikenal dan menjadi salah satu tujuan wisata karena memiliki keunikan
tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain.
DAFTAR PUSTAKA
kanzmakhfiy.blogspot.com/2008/02/legenda-batu-belimbing.html
infopublik.kominfo.go.id/index.php?page=news&newsid=13156
LAMPIRAN