ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Tn. D berusia 23 tahun mengalami
kecelakaan bermotor dan terpental sejauh 5 meter dan segera dibawa kerumah
sakit oleh masyarakat sekitar ke IGD RS. C., pasien diterima di IGD RS. C pada
tanggal 24 April 2018 pukul 20.30 sesaat setelah terjadi kecelakaan. Saat
dibawa ke RS pasien sudah tidak sadarkan diri. Kemudian pasien tersadar di RS
dan saat ditanya, pasien mengatakan tidak tau apa yang terjadi pada dirinya.
Pasien mengalami muntah, dan merasakan sakit kepala yang hebat. Sekitar 15
menit berada di RS pasien tidak sadarkan diri serta terdengar bunyi mengorok.
Saat datang pasien juga mengeluarkan darah dari hidung, mulut, dan telinga.
Ditemukan hematom di kepala, serta tanda racoon
eyes. Hasil pemeriksaan pada pasien saat datang GCS 11, dan 15 menit kemudian
GCS menurun menjadi GCS 6.
A. Identitas pasien
Inisial : Tn. D
Ruangan
: IGD
Tanggal
masuk : 24 April 2018
Tanggal pengkajian
: 24 April 2018
Dx
: Cidera kepala berat (CKB)
B. Riwayat kesehatan
1.
Keluhan utama
Pasien datang ke RS. C. pada tanggal 24 April 2018, dengan kecelakaan motor, pasien terpental
sejauh 5 meter dari tempat kejadian, saat kejadian pasien tidak sadarkan diri,
dengan keadaan mengeluarkan darah dari hidung, mulut, dan telinga. Setelah
dibawa ke RS pasien sadarkan diri dan sudah tidak mengetahui apa yang terjadi
pada dirinya. Kemudian pasien muntah dan merasakan sakit kepala yang hebat. 15
menit kemudian, pasien mengalami
penurunan kesadaran. Ditemukan hematom di kepala, serta tanda racoon eyes.
2.
Riwayat kesehatan sekarang
Setelah dibawa ke RS pasien sadarkan diri dan sudah tidak mengetahui apa
yang terjadi pada dirinya. Kemudian pasien muntah dan merasakan sakit kepala
yang hebat. 15 menit kemudian, pasien mengalami penurunan kesadaran. Ditemukan
hematom di kepala, serta tanda racoon
eyes. Hasil pemeriksaan pada pasien saat datang GCS 11, dan 15 menit
kemudian GCS menurun menjadi GCS 6.
3.
Primary survey
a. Airway
: Terdapat sumbatan jalan nafas berupa darah.
b. Breathing :
Look : Adanya pengembangan dinding dada, frekuensi 12 x/menit.
Listen : Terdengar suara nafas stidor.
Feel : Terasa hembusan nafas.
c. Circulation
: Akral dingin, kulit pucat, terdapat perdarahan di telinga, hidung, mulut, CRT > 3 detik.
d. Disability : GCS 6 (E2, V2, M2,) dan kesadaran sopor.
e. Exposure :
Ditemukan hematom di kepala, tanda racoon
eyes, terdapat luka lecet di tangan kiri dan kanan, Temp: 36,30 C
f. Folley : Terpasang catheter ukuran 18.
g. Gastric :
Terpasang selang OGT
h. Heart Monitor: Gambaran EKG
terlihat irama sinus. N: 58x/menit, TD: 80/60 mmHg.
i. Imaging :
CT-Scan kepala tanpa kontras.
4.
Secondary survey
Kesadaran : Coma
Keadaan umum : Buruk
GCS
: 6
TTV
: TD: 80/60 mmHg
N : 58 x/mnt
P : 12 x/mnt
S : 36,30 C
5.
Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, rambut tampak kusam, terdapat hematom dibagian wajah dan kepala
Palpasi : Tidak ada ketombe, benjolan, terdapat nyeri tekan pada bagian oksipital.
b. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris, ditemukan
tanda racoon eyes.
Palpasi : -
c. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, mengeluarkan darah dari hidung.
Palpasi : -
d. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, mengeluarkan darah dari telinga.
Palpasi :
e. Mulut
Inspeksi : Mengeluarkan darah dari mulut.
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, getah bening dan vena jugularis, dicurigai adanya
fraktur servikal.
g. Thorak
Inspeksi :
Pergerakan dinding
dada simetris, bentuk dada simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan
Perkusi : Resonan
Auskultasi : Bunyi nafas stridor, frekuensi 12x/menit, tidak ada
wheezing dan ronhci
h. Jantung
Perkusi : Mur-mur (-),
gallop (-), BJ1
dan BJ2 normal
i. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat jejas
Auskultasi : Bising usus normal (10
x/menit)
Palpasi : Turgor kulit elastis, ada nyeri tekan.
Perkusi : Timpani (redup pada organ)
j. Genetalia
Inspeksi : Bersih, tidak ada kelainan, terpasang catether
ukuran 18
k. Kulit
Inspeksi : Turgor kulit elastis, warna kulit sama dengan warna kulit
lainnya
l. Ekstremitas
Atas : Terdapat luka di
tangan kanan dan kiri. Reflek
bisep dan trisep normal, tidak
ada kelainan, terpasang infus diguyur RL 1000 ml ditangan kanan,fleksi dan ekstensi (+)
Bawah : Tidak ada kelainan, jari-jari lengkap
6.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan
Laboratoorium
No
|
Jenis
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai
Normal
|
1
|
Haemoglobin
|
9,4
|
|
2.
|
Hematokrit
|
33
|
|
3
|
Leukosit
|
21.200
|
|
4
|
Trombosit
|
198000
|
b. Pemeriksaan CT- Scan
Terdapat edema serebral pada daerah kepala
7.
Therapi pengobatan
IVFD RL guyur 1000 ml
Citicolin 3x1
ampul, injeksi (iv)
Asam tranexamat 3x500mg, injeksi (iv)
Vit k 3x1
ampul, injeksi (iv)
Keterolac 3x1
ampul, injeksi(iv)
Cefotaxime
2x1 gr, injeksi ST (-) / IV
Folley catheter
NGT
Suction
C. Analisa Data
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1.
|
DO:
-
Tingkat kesadaran sopor
-
GCS 6 (E2, M2,V2)
-
Akral dingin
-
CRT >3 detik
DS:
-
Keluarga mengatakan pasien masih belum
sadar.
|
Kerusakan pada tulang tengkorak
Penambahan volume intakranial pada cavum serebral
Peningkatan TIK
Perubahan perfusi jaringan serebral
|
Gangguan perfusi jaringan serebral
|
2.
|
DO :
-
Suara nafas stridor
-
Terdapat sumbatan berupa darah dan
lendir
-
Pasien terlihat sesak frekuensi
pernafasan 12x/m
DS :
-
Keluarga mengatakan pasien belum sadar
|
Herniasiasi otak /otak terdesak kebawah melalui
tentorium
Menekan pusat vasomotor, cerebral posterior, N -III,
serabut RAS
Menekan untuk pertahankan:
Pola nafas tidak efektif
|
Pola nafas
tidak efektif
|
3.
|
DO :
-
Perdarahan di telinga, hidung, dmulut.
-
CRT > 3 detik.
DS :
Masyarakat
mengatakan terdapat perdarahan dari telinga, hidung, mulut.
|
Perdarahan dari telinga, hidung, dmulut.
|
Resiko
kekurangan volume cairan
|
D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan edema otak d/d tingkat kesadaran spoor, GCS 6 (E2, M2, V2),
akral dingin, CRT >3 detik, keluarga mengatakan pasien masih belum
sadar.
2.
Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya darah dan secret d/d suara nafas
stridor, terdapat sumbatan berupa darah dan lender, pasien terlihat sesak, frekuensi pernafasan 12x/mnt, keluarga mengatakan pasien belum
sadar.
3. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan perubahan kadar elektrolit serum (muntah).
E. Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan edema otak d/d tingkat kesadaran spoor, GCS 6 (E2, M2, V2),
akral dingin, CRT >3 detik, keluarga mengatakan pasien masih belum
sadar.
Kriteria hasil
1) Mendemonstrasikan status srikulasi yang di
tandai dengan : tekanan sistole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
2) Tidak ada tanda-tanda peningkatan intrakarnial
3) Berkomunikasi dengan jelas sesuai dengan
kemampuan
4) Membuat keputusan dengan benar
5) Menunjukan perhatian, konsentrasi, dan
orientasi
Intervensi
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
2) Gunakan sarung tangan untuk proteksi
3) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
4) Monitor kemampuan BAB
5) Kolaborasi pemberian analgetik
6) Monitor adanya tromboplebitis
2.
Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya darah dan secret d/d suara nafas
stridor, terdapat sumbatan berupa darah dan lender, pasien terlihat sesak, frekuensi pernafasan 12x/mnt, keluarga mengatakan pasien belum sadar.
Kriteria Hasil
1)
tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada
pursed lips)
2)
Menunjukkan
jalan nafas yang paten(klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3)
Tanda
Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
Intervensi
1)
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2)
Pasang
mayo bila perlu
3)
Lakukan
fisioterapi dada jika perlu
4)
Keluarkan
sekret dengan batuk atau suction
5)
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
6)
Bersihkan
mulut, hidung dan secret trakea
7)
Pertahankan jalan nafas yang paten
8)
Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
9)
Monitor
adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
10) Monitor vital sign
11) Informasikan pada pasien dan keluarga tentang
tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas.
12) Ajarkan bagaimana batuk efektif
13) Monitor pola
nafas
3. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan perubahan kadar elektrolit serum (muntah).
Kriteria hasil
1)
Mempertahankan
urine output sesuai dengan usia, dan BB, BJ urine normal, HT normal
2)
Tekanan
darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
3)
Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas tugor kulit baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
Intervensi
1)
Pertahankan
catatan intake dan output yang akurat
2)
Monitor
status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika diperlukan
3)
Kolaborasi
pemberian cairan IV
4)
Monitor
masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian
5)
Monitor
status nutrisi
6)
Atur
kemungkinan tranfusi
Kolaborasi dengan dokter